Lompat ke isi utama

Berita

JumArt: Saat Seni dan Demokrasi Bertemu dalam Renungan “Bangsa Kasihan”

Penetapan DCT

Kota Mungkid — Seni kembali menjadi ruang refleksi bagi demokrasi. Melalui kegiatan JumArt – Seni untuk Demokrasi yang digelar pada Jumat (24/10/2025), Bawaslu Kabupaten Magelang mengajak jajaran pengawas pemilu untuk sejenak merenungi makna pengabdian dan kemanusiaan melalui karya sastra. Kali ini, puisi berjudul “Bangsa Kasihan” karya Kahlil Gibran dibacakan dengan penuh penghayatan oleh Ketua Bawaslu Jawa Tengah, Muhammad Amin.

Puisi tersebut menggugah kesadaran tentang pentingnya introspeksi bangsa terhadap nilai-nilai moral dan tanggung jawab sosial. “Kasihan bangsa yang lupa pada jerih payahnya sendiri. Yang menjadikan kebodohan sebagai kebanggaan, dan menjamu penindasan sebagai anugerah,” demikian salah satu bait yang menggema dalam ruangan, menembus keheningan dan mengundang tafakur bagi para peserta yang hadir.

Kegiatan JumArt menjadi tradisi kreatif Bawaslu Jawa Tengah yang menghubungkan nilai-nilai seni, budaya, dan demokrasi. Melalui karya sastra, peserta diajak melihat wajah demokrasi bukan sekadar dari sisi hukum dan prosedur, tetapi juga dari sisi nurani dan kemanusiaan. Bagi Bawaslu Kabupaten Magelang, momen ini adalah pengingat bahwa mengawasi pemilu bukan hanya tugas administratif, melainkan juga bentuk pengabdian terhadap martabat bangsa.

“Puisi ini menyentuh sisi terdalam dari pengawasan. Ia mengingatkan kita bahwa demokrasi akan kehilangan maknanya jika rakyat tidak lagi peduli dan lupa pada nilai-nilai perjuangan,” ungkap Muhammad Habib Shaleh, Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang. Ia menambahkan, kegiatan semacam ini menjadi ruang penting untuk menumbuhkan semangat reflektif dan menjaga keseimbangan antara logika hukum dan rasa kemanusiaan.

Bawaslu Kabupaten Magelang memandang JumArt sebagai sarana membangun integritas dengan cara yang lembut namun berdaya. Seni, dalam konteks ini, menjadi jembatan antara nurani dan kebijakan, antara pengawasan dan kepekaan sosial. Seperti yang disampaikan Kahlil Gibran, bangsa yang kuat bukan hanya bangsa yang berani bersuara, tetapi juga bangsa yang mau belajar dari setiap kesalahan dan berani memperbaiki dirinya. (desiana)

Penyerahan Reward PKD Sidosari oleh Kordiv P.P. Muhammad Arfan Shodiq S.Kom.