Lompat ke isi utama

Berita

Strategi di Puncak Andong: Bawaslu Magelang Main Catur Untuk Kawal Demokrasi

Pemilu 2024

Suasana saat bermain catur di Puncak Gunung Andong, dan disaksikan pendaki yang ada disana.

Kota Mungkid — Suasana peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 Bawaslu Kabupaten Magelang dan dan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI tak hanya diwarnai dengan pendakian Gunung Andong. Salah satu momen unik yang menarik perhatian adalah digelarnya lomba catur di alam terbuka. Kegiatan ini menjadi simbol penting dalam membangun strategi dan kecermatan, layaknya langkah demi langkah dalam pengawasan pemilu, Jumat (15/8/2025).

Lomba catur ini memiliki filosofi mendalam: setiap bidak yang digerakkan mencerminkan langkah terukur dalam menjaga kemurnian demokrasi. Seperti dalam permainan catur, pengawas pemilu dituntut untuk memikirkan konsekuensi dari setiap tindakan, memperhitungkan peluang, dan mengantisipasi risiko. Strategi yang tepat menjadi kunci untuk menghindari pelanggaran dan memastikan proses berjalan jujur dan adil.

Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang, Muhammad Habib Shaleh, menyampaikan bahwa catur mengajarkan kesabaran, ketenangan, dan ketelitian dalam mengambil keputusan. “Setiap langkah pengawasan harus direncanakan dengan matang. Sama halnya dengan catur, satu langkah keliru bisa berdampak besar. Filosofi ini kami tanamkan kepada seluruh jajaran dan kami bagikan kepada masyarakat agar turut memahami pentingnya pengawasan partisipatif,” ujarnya.

Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data, dan Informasi, Fauzan Rofiqun, menambahkan bahwa permainan ini juga menggambarkan perlunya analisis data yang tajam. “Seperti mengamati langkah lawan, kami pun harus jeli dalam membaca potensi pelanggaran dari data dan fakta yang ada,” katanya. Sementara itu, Muhammad Hafid, Koordinator Divisi SDMO, menekankan pentingnya koordinasi tim. “Pengawasan itu bukan kerja sendiri, tetapi langkah bersama yang saling menguatkan, seperti kombinasi bidak dan menteri dalam catur,” ungkapnya.

Koordinator Divisi P2H, Sumarni Aini Chabibah, menegaskan bahwa masyarakat pun memiliki peran penting. “Dalam pengawasan partisipatif, masyarakat adalah ‘pemain utama’ yang ikut menentukan jalannya pertandingan demokrasi,” jelasnya. Sedangkan Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa, Chandra Yoga Kusuma, menggarisbawahi bahwa keteguhan prinsip menjadi kunci. “Seperti raja dalam catur yang harus dilindungi, dalam pemilu, prinsip keadilan dan integritas adalah hal yang tidak boleh terganggu,” pungkasnya.

Penulis : desiana