Lompat ke isi utama

Berita

PKD Srumbung Memastikan Hak Pilih para Asatidz atau Pengajar yang Berasal dari Luar Wilayah Srumbung

PPID

 

Srumbung - 15 Agustus 2024. Fery Budi Kurniawan, pengawas Desa/Kelurahan Desa Srumbung Kecamatan Srumbung mengambil langkah tegas untuk memastikan hak pilih para asatidz atau pengajar yang berasal dari luar  wilayah Srumbung yang mengajar di Pondok Pesantren Roudotul Falah Srumbung. Langkah ini menjadi penting mengingat kebanyakan santri di pondok pesantren tersebut masih belum memenuhi syarat usia untuk memilih, sehingga perhatian lebih difokuskan pada para pengajar yang memiliki hak pilih dalam pemilihan kepala daerah mendatang.

Pondok Pesantren Roudotul Falah yang diasuh oleh Kyai Ahmad Bahaudin Syah, memiliki sejumlah asatidz yang berasal dari berbagai kota diluar Magelang. Mereka bertugas mendidik dan membimbing santri dalam berbagai disiplin ilmu, namun di saat yang sama, mereka juga berpotensi kehilangan kesempatan untuk menggunakan hak pilihnya karena berada jauh dari tempat asal.

Fery Budi Kurniawan bekerja sama dengan pengasuh pondok pesantren untuk melakukan pendataan terhadap para pengajar yang memiliki hak pilih. "Kami ingin memastikan bahwa para asatidz yang jauh dari tempat asal tetap dapat berpartisipasi dalam Pilkada dengan kriteria untuk pemilih Gubernur dan Wakil Gubernur berasal dalam satu provinsi Jawa Tengah, sedangkan untuk pemilih Bupati dan Wakil Bupati Magelang dalam lingkup Kabupaten Magelang". Ini adalah bagian dari upaya kami menjaga hak hak demokratis setiap warga, termasuk mereka yang sedang bertugas di wilayah kami.

Sebagai bagian upaya ini, para asatidz akan dimasukan dalam daftar pemilih tambahan, memungkinkan mereka untuk menggunakan hak pilih ditempat pemungutan suara yang tersebar terdekat dengan pondok pesantren Roudotul Falah. Dari pihak pondok pesantren menyambut baik langkah ini dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan kepada para pengajar.

Para asatidz adalah bagian penting dari komunitas kami, dengan adanya perhatian ini, mereka bisa tetap menjalankan tugas mengajar tanpa harus khawatir kehilangan hak pilih mereka, kata Kyai Bahaudin Syah. Salah satu asatidz, Muhammad Ngalim, yang berasal dari Pekalongan menyampaikan rasa syukurnya. "Kami tidak perlu khawatir harus melakukan perjalanan jauh hanya untuk memilih,"ujarnya. Langkah ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengawal hak pilih warga yang jauh dari tempat tinggalnya, terutama bagi mereka yang sedang menjalankan tugas di bidang pendidikan dan dakwah.