Mengasah Kemampuan Menulis Rilis dan Buku
|
Magelang − Staf Panwaslu Kecamatan Muntilan menghadiri undangan rapat dari Bawaslu Kabupaten Magelang terkait penyusunan buku pengawas ad hoc dengan tema “Kinerja SDM Pengawas Ad Hoc pada Pemilu 2024” di Kantor Sekretariat Bawaslu Kabupaten Magelang, Rabu (24/07/2024).
Kegiatan tersebut diikuti oleh salah satu perwakilan Anggota atau Staf Panwaslu Kecamatan dari berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang. Selain itu, hadir narasumber yaitu Triyanto Triwikromo, seorang sastrawan Indonesia sekaligus pemimpin rekdaksi Suara Merdeka dan Najhaty Sharma, seorang novelis santri dengan karya best sellernya yaitu buku “Dua Barista”.
Diawali dengan sambutan oleh Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang, Muhammad Habis Shaleh, S.S. mengenai tujuan diadakannya kegiatan tersebut yaitu untuk latihan menulis. “Ada dua agenda besar yang pertama yaitu penulisan buku terkait Pemilu 2024 yang ditulis oleh Bawaslu Kabupaten Magelang. Kemudian agenda ke dua untuk Pengawas Kecamatan yaitu diberi kewajiban menulis berita sebulan empat kali atau seminggu sekali dan juga upload di media sosial terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan beserta keterangan yang menggambarkan kegiatan tersebut,” ujarnya.
Selanjutnya pemaparan dari narasumber pertama, Triyanto Triwikromo menyampaikan materi terkait menulis rilis dan buku. Tugas menulis secara teologis merupakan lanjutan dariiqro atau membaca sehingga ada perintah tersembunyi yaitu uktub atau tulislah. Kemudian tugas secara historis yaitu untuk melawan lupa atau membangun monumen ingatan, dan tugas eksistensialis bertujuan untuk mengungkapkan keberadaan.
Reportase merupakan kegiatan meliput dengan mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai sumber yang kemudian menjadi berita. Tujuan dari reportase yaitu sebagai sarana demokrasi, memunculkan partisipasi publik, dan juga informasi bagi warga. Triyanto Triwikromo mengungkapkan “Reportase mengajakorang untuk melakukan perbaikan. Selain itu kewajiban reportase yaitu berpijak pada kebenaran, bukan sebagai penipuatau pendusta”, ungkapnya.
Dalam membuat rilis sebaiknya menggoda, membeberkan yang ditunggu-tunggu, dan mengejutkan agar menarik minat baca. Dalam konteks membuat berita, bisa mengambil dari nama, konflik, drama, dan sebagainya sehingga bisa difokuskan sesuai dengan tujuannya. Untuk sudut pemberitaannya pun bisa diubah seperti dari sudut pandang pihak pertama atau ketiga. Selain itu, dalam jurnalisme tidak boleh memakai hiperbola karena samasaja melawan kebenaran sehingga harus sesuai dengan fakta.
Cara menulis buku bisa dengan membuat kerangka, tanpa kerangka, dan adanya pesanan dari penerbit buku maupun menawarkan proyek penulisan buku. Kemudian sesuatu yang sederhana bisa dijadikan sebagai tulisan yang luar biasa. Bisa dengan membuat judul yang mengandung kreativitas, inovasi, dan sastra. Triyanto Triwikromo menyampaikan cara menceritakan ke publik diperbaharui seperti dengan melalui curhat. Dengan banyak membaca dapat menghasilkan berbagai kata. Selain itu melakukan riset dengan mencermati dan menulis beberapa kalimat terlebih dahulu sehingga nantinya bisa dilanjutkan dengan diksi yang berbeda-beda. Sebagai catatan, tulisan diselesaikan terlebih dahulu baru kemudian dilakukan penyuntingan.
Disela-sela menunggu kehadiran narasumber kedua, terdapat pemaparan materi dari salah satu Komisioner Bawaslu Kabupaten Magelang, Chandra Yoga Kusuma, S.Sos menyampaikan terkait foto yang digunakan dalam jurnalistik. Suksesnya dalam sebuah foto adalah ketika bisa menggambarkan tujuan yang dimaksud. Di dalam sebuah fotoada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu sudut pengambilan foto, komposisi, dan momen. Menurutnya, foto yang baik adalahyang konsepnya sudah ada di dalam pikiran sehingga hanya tinggal menunggu momen yang pas.
Dilanjutkan oleh narasumber kedua, Najhaty Sharma memaparkan materi mengenai sharing kepenulisan. Menurutnya, menulis adalah sebuah ketrampilan yang harus diasah. Bisa dimulai dengan membiasakan diri menulis hal-hal remeh yang dialami setiap hari untuk latihan. Untuk pemula, fokusnya bagaimana kuantitas tulisan itu ditingkatkan, sehingga nantinya kualitas akan mengikutinya. Penulis di zaman dahululebih panjang perjuangannya daripada zaman sekarang yang mana terdapat media sosial untuk mempopulerkan karya atautulisannya. Kemudian proses dalam menulis menjadikan critical thinking, membangun karakter daya juang, disiplin, dankonsisten.
Najhaty Sharma juga mengungkapkan bahwa menulis memiliki dampak dan pengaruh yang lebih besar bagi profesi. Bukan hanya pada ranah pendidikan atau dunia kerja saja, tetapi bukumemiliki pengaruh atau dampak bagi kehidupan. Kemudian cara membangun kepercayaan diri dalam kepenulisan yaitu selalu mencoba menulis dan mengasah keterampilannya. Untukmenjadi penulis harus suka membaca, membangun konstruksicerita atau outline agar mood dalam menulis tetap terjaga dantidak berhenti di tengah jalan. Ide terkadang muncul tiba-tibadan ketika akan menulis, ide-ide yang ada dimunculkan terlebih dahulu dan disimpan. Dalam menulis juga harus melakukan risetdan membangun motivasi. Selain itu, mengupayakan memandang sesuatu dari sudut yang berbeda bisa menghasilkan tulisan yang istimewa.
Penulis : Staf Panwascam Muntilan
Editor : Desiana