Lompat ke isi utama

Berita

Filosofi Pengawasan dari Balap Kelereng di Puncak Andong: Menjaga Keseimbangan, Mengawal Demokrasi

tempuran

Suasana saat lomba balap kelereng diatas Puncak Gunung Andong.

Kota Mungkid — Rangkaian peringatan HUT ke-7 Bawaslu Kabupaten Magelang dan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI di Gunung Andong tak hanya diwarnai tawa, tetapi juga sarat makna. Salah satu lomba yang menarik perhatian adalah balap kelereng, yang memadukan keseruan, konsentrasi, dan filosofi pengawasan pemilu, Jumat (15/8/2025).

Dalam lomba ini, setiap peserta memegang sendok berisi kelereng sambil berlari menuju garis akhir tanpa menjatuhkannya. Filosofinya jelas: seperti kelereng yang harus dijaga agar tetap berada di tempatnya, pengawasan pemilu pun membutuhkan keseimbangan antara kecepatan bertindak dan kehati-hatian dalam memastikan setiap langkah sesuai prosedur. Terlalu terburu-buru bisa menjatuhkan kelereng, sementara terlalu lambat bisa tertinggal dari dinamika proses pemilu.

Ketua Bawaslu Kabupaten Magelang, Muhammad Habib Shaleh, mengatakan bahwa balap kelereng mengajarkan pengawas untuk sigap namun tetap teliti. “Dalam pengawasan, kita harus cepat merespon pelanggaran, tapi tetap menjaga akurasi dan bukti. Itu keseimbangan yang harus dijaga,” jelasnya.

Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran, Data, dan Informasi, Fauzan Rofiqun, menegaskan bahwa menjaga data seperti menjaga kelereng: harus hati-hati dan fokus. “Sekali data tergelincir, bisa mengacaukan keseluruhan proses,” ujarnya. Muhammad Hafid, Koordinator Divisi SDMO, menambahkan bahwa kekompakan dan latihan bersama menjadi kunci. “Kelereng tetap stabil karena latihan dan koordinasi, begitu pula pengawasan yang efektif,” katanya.

Koordinator Divisi P2H, Sumarni Aini Chabibah, menyoroti peran partisipasi masyarakat. “Masyarakat adalah penonton sekaligus pengawas yang ikut memastikan kelereng demokrasi tetap di jalurnya,” ucapnya. Sedangkan Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa, Chandra Yoga Kusuma, menekankan bahwa aturan adalah pagar. “Tanpa aturan, balap kelereng akan kacau. Begitu juga pemilu tanpa regulasi,” pungkasnya.

Penulis : desiana