Lompat ke isi utama

Berita

Bagja Jabarkan Tantangan Pemilu Indonesia di Era Digital ke Akademisi Utrecht University

BAWASLU

Jakarta, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menjelaskan tantangan pemilu di Indonesia pada era digital saat ini. Menurutnya, penyebaran informasi hoaks masih menjadi tantangan utama yang akan dihadapi pada Pemilu 2024.

Dia mengatakan era digital saat ini menjadikan aksesibilitas informasi, kecepatan komunikasi, dan jangkauan media sosial telah mengubah lanskap politik. Lanjutnya, meskipun hal tersebut dapat meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap politik, namun juga menghadirkan tantangan seperti misinformasi/hoaks, ancaman dunia maya, dan potensi terkikisnya kepercayaan terhadap lembaga-lembaga demokrasi.

"Munculnya era digital telah merevolusi cara masyarakat terlibat dalam proses politik, menantang kita untuk beradaptasi dan berinovasi demi kepentingan transparansi, inklusivitas, dan peningkatan nilai-nilai demokrasi secara keseluruhan," katanya dalam kegiatan Good Governance, Labor Law, & Election in Digital Era pada Jumat (18/11/2023) malam.

Bagja melanjutkan, Indonesia pernah menghadapi kompleksitas proses pemerintahan dan pemilu, yang mana pada titik persimpangan antara teknologi dan demokrasi, menghadirkan peluang dan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagai contoh saat Pilkada 2018 dan Pemilu 2019, dimana media sosial diramaikan dengan berbagai macam informasi hoaks dan ujaran kebencian.

"Saya mendorong untuk berpartisipasi aktif dalam pertukaran ide, memanfaatkan beragam pengalaman dan perspektif Anda. Melalui upaya kolaboratif ini, saya berharap kita dapat menciptakan jalan ke depan yang menjamin integritas pemilu, menjunjung tinggi prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, dan menjaga cita-cita demokrasi yang menjadi fondasi masyarakat kita," ujarnya kepada akademisi Utrecht University, Prof. Dr. Gerrit Hendrik Addink & Prof. Dr. Kai Liu, LL.B., LL.M.

REPOST : https://www.bawaslu.go.id/id/berita/bagja-jabarkan-tantangan-pemilu-indonesia-di-era-digital-ke-akademisi-utrecht-university